Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Template

Powered by Blogger

Senin, 14 November 2011

Teknologi Komunikasi Pendidikan (IV)

Jika di defenisikan teknologi komunikasi dapat dilihat dari berbagai aspek. Dari sudut komunikasi berarti teknologi komunikasi yang dipakai dalam bidang pendidikan.Dari sudut pendidikan berarti teknologi pendidikan yang memanfaatkan media komunikasi (hardware dan software.

Seiring dengan perkembangan pendidikan dewasa ini maka dalam dunia pendidikan juga terjadi revolusi. Hal ini diakibatkan bahwa, pertama, masyarakat hanya memberikan wewenang pendidikan kepada orang tertentu sehingga terjadi kesulitan bagi masyarakat yang lain untuk mengakses pendidikan. Kedua, Guru dipandang sebagai orang yang dilimpahi tanggungjawab untuk mendidik sehingga proses komunikasi menjadi hal yang sangat diperlukan.

Ketiga, dipakainya bahasa tulisan di samping bahasa lisan dalam menyajikan pelajaran di sekolah, hal ini juga sejalan dengan polarisasi yang berkembang dalam teknologi komunikasi visual. Keempat, ditemukannya mesin cetak untuk menggandakan buku dan lain sebagainya. Kelima, perkembangan yang pesat di bidang elektronik.

a. Perkembangan Teknologi Komunikasi

Dalam sejarah perkembangannya tercatat sejak 500 tahun SM: telah ada profesi guru. Dan adanya kaum sufi yang menjajakan ilmu pengetahuan atau sering disebut juga “penjual ilmu pengetahuan”. Socrates (470-399 SM) memperkenalkan inquiry methode (tanya jawab) sebagai dasar pencarian sebuah pengetuahuan, sehingga banyak diantara orang-orang pada waktu itu yang menjelajah mencari seorang guru dalam sebuah pengetahuan tertentu untuk belajar.

Pada tahun 1923: telah diperkenalkan konsep pengajaran visual atau alat bantu visual. Kemudian tahun 1940: lahir lagi teknologi komunikasi baru yaing disebut audio-visual education atau audio-visual aids; 1945: audio-visual materials atau audio-visual devices. Tahun 1950: lahir gerakan audio-visual communication (konsep komunikasi untuk pengajaran). 1960: muncul sebuah penerapan pendekatan sistem dan konsep pengembangan pembelajaran dalam pendidikan.

Johan Amos Comenius (1592-1670) memberikan prinsip-prinsip pendidikan. Perinsip-perinsip tersebut mencakup. Pertama, isi pelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak didik. Kedua, sesuatu yang diajarkan harus mempunyai aplikasi praktis dalam kehidupan dan harus mengandung nilai bagi anak didik. Dan ketiga, bahan ajaran harus disusun secara induktif, mulai dari yang mudah meningkay ke arah yang sulit. Memperkenalkan buku teks dengan ilustrasi sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Pada tahun 1923: lahirlah konsep pengajaran visual. Adapun alat bantu visual mencakup; gambar, model, benda atau alat yang dapat memberikan pengalaman visual yang nyata kepada anak. Ini seiring dengan keyakinan bahwa penggunaan bahan-bahan visual dalam pengajaran dapat menyajikan gagasan yang abstrak sifatnya menjadi lebih konkrit. Konsep ini juga memberikan pengklasifikasian jenis-jenis alat bantu visual dan membantu pola integari alat bantu visual ke dalam kurikulum.

b. Penggunaan Alat Bantu Visual

Tujuan penggunaan alat bantu visual adalah memperkenalkan, membentuk, dan memperkaya serta memperjelas pengertian yang abstrak kepada peserta didik. Mengembangkan sikap yang diinginkan dan mendorong kegiatan anak lebih lanjut dalam membangun minat belajar.

Konsep penggunaan berbagai alat bantu atau bahan oleh guru untuk memindahkan gagasan dan pengalaman kepada anak melalui mata dan telinga. Hal ini menekankan kepada nilai, pengalaman yang nyata dan bersifat non verbal dalam proses pembelajaran.

Disamping keistimewaan dari alat bantu visual, terdapat juga beberapa kelemahan yaitu, menekankan kepada bahan-bahan visual itu sendiri, tidak disertai kegiatan desain, pengembangan, produksi, evaluasi dan pengelolaan bahan-bahan visual. Bahan visual dipandang sebagai “alat bantu” guru untuk kegiatan mengajar, tidak dipandang sebagai suatu kesatuan bahan pengajaran yang dapat dipakai untuk belajar sendiri.

Sebagaimana yang telah kami jelaskan diatas bahwa pada tahun 1950 lahir gerakan audio-visual communication yang menitikberatkan pandangan pendidikan pada proses komunikasi; pesan dari sumber (guru, materi/bahan) kepada penerima (siswa). Hal ini memberikan sebuah penemua yang tidak lagi menekankan pada benda atau bahan audio-visual. Sehingga memberikan kemudahan pada penggunaan sistem pembelajaran yang utuh (perencanaan, produksi, pemilihan, pengelolaan dan semua komponen pembelajaran). Perkembangan industri komunikasi selanjutnya adalah ditemukannya elektronic video recording dan transistor.

c. Konsep Komunikasi Berlo

Yang dimaksud dengan komunikasi berlo adalah aspek yang Berhubungan dengan keseluruhan proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima. Menunjukkan adanya unsur-unsur yang terlibat di dalam proses dan adanya antar hubungan yang dinamis antar unsur-unsur yang terlibat.

Berangkat dari konsep inilah kemudian muncul konsep system dalam tubuh teknologi komunikasi pendidikan. Dalam sebuah sistem yang penting adalah pembuatan suatu sistem pembelajaran yang lengkap, bukan bahan yang berdiri sendiri secara individual. Bahan-bahan secara individual, bukan sebagai alat bantu yang terpisah untuk kegiatan pengajaran. Bahan harus dirancang sebagai komponen untuk penggunaan yang sistematis dalam suatu situasi pengajaran tertentu.


1) Penerapan Pendekatan Sistem

Diaplikasikannya pendekatan sistem dan konsep pengembangan pembelajaran pada kegiatan pendidikan dapat memberikan sistematisasi dalam proses belajar siswa. Makin besarnya pengaruh psikologi dan ilmu tingkah laku terhadap konsep teknologi pendidikan juga memberikan efek positif pada penerapan pendekatan system. Teknologi pendidikan sebagai satu pendekatan sistem dalam proses pembelajaran yang dipusatkan pada desain, implementasi dan evaluasi proses pembelajaran.

2) Peranan Teknologi dalam Proses Komunikasi Pendidikan

Peranan teknologi dalam proses komunikasi pendidikan yaitu dapat memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang ekonomi, manajemen, psikologi, rekayasa, dll secara bersistem serta memecahkan masalah belajar.

3) Pengaruh Tekonologi Komunikasi pada Pola Interaksi Pendidikan

• Sumber berupa orang saja
• Sumber berupa orang yang dibantu oleh/ dengan sumber lain
• Sumber berupa orang bersama dengan sumber lain berdasar suatu pembagian tugas
• Sumber lain saja tanpa sumber berupa orang
• Kombinasi dari ke empat pola tersebut dalam bentuk sistem

4) Pengaruh Teknologi Komunikasi pada Unsur Proses Pendidikan

Isi kurikulum tidak hanya ditentukan oleh ahli bidang studi saja, juga ahli pengembangan bahan, sistem pembelajaran. Pola pembelajaran tidak semata didasarkan kepada interaksi guru kelas siswa, melainkan ada guru media. Evaluasi pengajaran, bukan hanya evaluasi kemajuan belajar saja. Evaluasi kemajuan belajar tidak lagi ditangan guru sepenuhnya, tetapi melalui media; modul. Sejalan dengan itu peranan guru juga akan mengalami perubahan.

5) Pengaruh Teknologi Komunikasi pada Unsur Proses Pendidikan

Pengaruhnya adalah biaya tidak akan bertambah secara linier sesuai dengan perkembangan sarana didik. Tempat berlangsungnya proses belajar mengajar tidak terbatas pada gedung sekolah, tetapi di mana situasi lingkungan memungkinkan. Produksi bahan ajaran yang akan ditangani oleh ahli-ahli dalam bidang yang bersangkutan dan akan melahirkan standarisasi mutu pendidikan.

Disusun oleh:
Nama : Taufiq Saifuddin
NIM : 07470056
No. Absen : 01
Mata Kuliah : Teknologi Pendidikan

Tidak ada komentar: